Banjir di Jakarta sudah terjadi sejak jaman belanda dan seakan menjadi warisan masalah yang harus diemban anak bangsa setelah penjajahan. Butuh waktu yang sangat lama mengingat aksi nyata penanggulangan banjir baru terasa akhir – akhir ini. Banjir dan genangan air merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh ibukota DKI Jakarta. Beragam cara sudah dilakukan dari mulai membuat sumur resapan hingga menambah kedalaman sungai. Cara – cara tersebut sudah terlihat hasilnya di Jakarta mulai dari ketinggian banjir yang tidak separah sebelum penanggulangan, hingga waktu banjir yang tidak lagi berlarut-larut. Program penanggulangan banjir Pemprov DKI Jakarta perlu diapresasi walau belum secara total menanggulangi banjir.
Hal yang menarik adalah ketika kita menoleh ke bumi bagian barat di kota bernama Rotterdam, ada sebuah inovasi dalam penanggulangan banjir. Rotterdam merupakan salah satu kota pelabuhan yang dimiliki Belanda dan merupakan salah satu kota yang curah hujannya cukup besar sehingga sering mengalami banjir. Inovasi yang diciptakan para ahli tata kota belanda adalah tempat bernama Water Square Benthemplein.
Tempat ini memiliki fungsi utama adalah menampung air banjir namun ditambahkan juga fungsinya sebagai ruang terbuka untuk aktivitas olahraga dan seni. Water square dibagi menjadi 3 bagian. Bagian 1 merupakan bak yang menampung air dari arah selatan dan ditambahkan fungsinya selain menjadi penampung air, bak 1 ini juga jika sedang kering, bisa digunakan sebagai arena bermain skateboard.
Gambar 1. Bak penampung air 1, skateboard arena; sumber: Penulis
Bagian 2 merupakan bak yang menampung air dari arah utara dan ditambahkan fungsinya selain menjadi penampung air, bak 2 ini juga jika sedang kering sering digunakan untuk theater stage. Jika hujan tidak terlalu besar, bak 1 dan bak 2 cukup untuk menampung air dan air yang tertampung akan dialirkan lagi ke bawah tanah (ground water). Hal ini sangat baik saat dry season untuk menjaga pohon – pohon dalam keadaan baik dan juga menjaga dari keadaan yang disebut urban heat island effect. Keadaan ini adalah keadaan dimana daerah sekitar menjadi lebih panas dari biasanya dikarenakan aktivitas manusia.
Gambar 2. Bak penampung air 2, Theater Stage; sumber: Penulis
Jika hujan berlanjut dan penampungan 1 dan 2 tidak bisa lagi menahan laju air dan melebihi kapasitas, air akan dilimpahkan ke bak 3, bak yang paling besar. Bak bagian 3 ini merupakan bak penampung jika bak 1 dan bak 2 tidak lagi dapat menampung air, bak 3 ini juga jika sedang kering sering digunakan untuk kegiatan olahraga lainnya seperti futbol sala dan basket. Di bak 3 ini juga tersedia water fountain. Tidak hanya dijadikan ground water, air hasil tampungan sebagian juga diberi perlakuan agar bisa diminum dan dialiri melalui water fountain dan langsung bisa diminum saat itu juga dan sebagian air lainnya dialirkan ke sungai terdekat.
Gambar 3. Bak penampung air 3, sports arena; sumber: Penulis
Hal ini sudah coba diterapkan di Indonesia namun dengan tambahan fungsi yang berbeda seperti taman dengan fungsi lain sebagai resapan air Kota Bandung karya Ridwan Kamil yang berfungsi menampung air dan juga Taman Wisata Kota. Penulis melihat bahwa arah pembangunan Indonesia sudah semakin baik ditambah dengan dikelola oleh orang – orang yang memiliki integritas. Nantinya pembangunan Indonesia tidak lagi per sektor namun terintegrasi, tidak lagi konvensional namun dipadukan dengan seni.
Hal lain yang menarik dari Water Square ini adalah tersedianya bangku yang memiliki fungsi sebagai panel surya dilengkapi dengan usb port dan soket untuk berbagai keperluan. Selain itu, kursi ini juga dilengkapi dengan wireless charger, untuk gadget yang cocok dengan wireless charger langsung disimpan di kursi ini dan langsung melakukan penambahan daya. Walaupun menurut penulis kursi ini tidak cocok dengan tema “taman” ini, namun di sisi lain seolah memperlihatkan bahwa kota dan negara ini sudah advance dalam bidang teknologi.
Gambar 4. Tempat duduk panel surya multifungsi; sumber: Penulis
Penulis merasakan euphoria positif saat mengunjungi tempat ini dan yakin bahwa Indonesia sudah dekat dengan hal ini dan juga pembangunan menuju kearah yang lebih baik. Apakah Jakarta dan kota – kota lain siap? – penulis bertanya kepada calon pemimpin kota dan kabupaten mendatang. (/rif)
Penulis: Rifat Aldina, Mahasiswa Master of Forestry, Wageningen University, Netherlands.
(Instagram: @rifataldina)