Produk-produk OTOP di
Thailand sangat banyak, seperti yang telah disebutkan sebelumnya terdapat
produk unggulan makanan, minuman, tekstil, kerajinan tangan dan souvenir,
hiasan, serta tanaman obat. Berikut adalah rincian produk-produk unggulan OTOP
yang berada di Thailand :
Produk Unggulan OTOP (Pasaribu, 2007)
Produk OTOP (Community
Development Department, 2013)
Sebagai salah satu
program pengembangan ekonomi lokal, OTOP sangat berkontribusi terhadap ekonomi
pedesaan maupun nasional di Thailand. Lebih dari 22.762 desa secara nasional
berpartisipasi dalam kegiatan OTOP ini. Dengan produsen sebanyak 37.840 dan
produsen tersebut mampu menyerap 1,3 juta tenaga kerja baik ibu rumah tangga
maupun orang tua. Kemudian, menurut Community
Development Department terdapat 65.000 kelompok industri masyarakat yang
terdaftar dan 34% dari kelompok tersebut terlibat dalam kegitan OTOP. Sehingga
bukan tidak mungkin jika OTOP berkontribusi dalam pendapatan di Thailand.
Dari hasil survey
di Gems Gallery Bangkok yang merupakan salah satu galeri yang memasarkan produk
OTOP di Thailand berupa perhiasan, didapatkan hasil bahwa sistem pengelolaan
pasarnya dikelola oleh pemerintah. Produk-produk yang telah dihasilkan oleh
masing-masing tambon (kecamatan)
dikumpulkan terlebih dahulu ke salah satu gudang kemudian dicek oleh pemerintah
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Jika dirasa produk tersebut telah
memenuhi standar, tahap selanjutnya adalah pemasaran. Pemasaran produk
didistribusikan di pasar tradisional dan modern yang berada di Bangkok. Tidak
hanya di pasar, namun di tempat-tempat strategis seperti Bandara Suvarnabhumi
juga ditemui produk OTOP. Fakta tersebut membuktikan bahwa program OTOP yang
digalak-kan sejak tahun 2000 berintegrasi dengan sektor lain dan masih dapat
bertahan hingga sekarang. Namun, tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa
masyarakat yang memasarkan produknya dengan cara ilegal seperti membuka kios sendiri
tanpa melalui ijin pemerintah. Hal inilah yang harus ditangani oleh pemerintah
maupun planner agar nantinya mereka
dapat terwadahi untuk melakukan kegiatan berdagang.
Produk-produk Gems Gallery selain dipasarkan
di dalam negeri juga diekspor ke negara-negara lain seperti Italia dan Spanyol.
Hasil penjualan domestik sebesar 86% sedangkan ekspor sebesar 14%. Tidak hanya
menjual perhiasan, di galeri tersebut juga terdapat produk OTOP lainnya seperti
tas, kain, porceain dan rubi. Produk tersebut juga masih memiliki nilai budaya
yang terlihat pada cincin Thai Ring. Harga produk OTOP tersebut berkisar antara
500 – 30.000 Thai Bath. Walaupun ada beberapa produk yang mahal tetapi dari
segi kualitasnya sangat bagus. Jadi, semua kalangan dapat menjangkau produk
OTOP dan tidak merasa rugi jika mendapatkannya.
Tujuan pemerintah membuat Gems Gallery selain
untuk memasarkan dan mengumpulkan berbagai macam produk OTOP dari berbagai desa
adalah terkait dengan aksesibilitasnya. Telah diketahui bahwa tidak semua desa
memiliki aksesibilitas yang bagus atau terdapat moda transportasi sehingga
membuat desa tersebut menjadi terisolasi dan pada akhirnya tidak dapat menjual
hasil produknya. Oleh karena itu, pemerintah Thailand membuat sebuah galeri
agar semua orang dapat menjangkau produknya tanpa harus jauh-jauh ke desa
tersebut. Selain dipamerkan di Gems Gallery, pemerintah juga membantu
pendistribusian dan pemasarannya agar merata dan masyarakat desa tersebut
memperoleh pendapatan. Hal ini terkait dengan pemberdayaan masyarakatnya agar
masyarakat desa (tambon) mampu berkehidupan yang lebih layak.
Berkaitan dengan pangsa pasar dari produk OTOP,
asal bahan baku perhiasan di Gems Gallery dominan berasal dari utara Bangkok,
yaitu Cangkaburi yang terletak 300 km dari Bangkok. Namun untuk produk-produk
OTOP lainnya berasal dari seluruh daerah di Thailand. Kemudian, skala pelayanan
dari produk OTOP Thailand tidak hanya lokal dan regional saja, tetapi juga
internasional.
Gambaran kondisi dari OTOP di Thailand yang telah
dipaparkan merupakan upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui perkuatan ekonomi pedesaan agar tidak terdapat kesenjangan
antara daerah perkotaan dan pedesaan. Selain meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, maksud dari adanya gerakan OTOP ini adalah untuk mengurangi
pengangguran, menjadikan desa-desa yang ada di Thailand tangguh dalam
menghadapi dunia perekonomian agar tetap mandiri dan mengandalkan kemampuan
serta sumber daya yang mereka miliki untuk mengembangkan daerahnya sendiri
sehingga mampu bersaing dengan daerah lain. Agar kegiatan OTOP tersebut
berhasil dan mampu meningkatkan perekonomian wilayah diperlukannya suatu
integrasi dengan sektor-sektor lain seperti dengan sektor transportasi.
Untuk memasarkan produk OTOP tentu diperlukan aksesibilitas dan moda transportasi yang baik. Seperti di Gems Gallery, untuk mengakses galeri tersebut, moda transportasi yang tersedia hanyalah taxi. Moda transportasi seperti MRT dan BRT tidak melewati galeri tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya dan kerja sama dengan sektor transportasi dalam penyediaan moda transportasi menuju ke Gems Gallery agar semua kalangan masyarakat dapat menjangkau galeri tersebut. Kemudian dengan sektor perdagangan yang bekerja sama dengan pasar tradisional dan modern dalam pemasaran produk OTOP sehingga masyarakat desa dapat bersaing dengan produk-produk lain serta dapat meningkatkan pendapatannya.
Untuk memasarkan produk OTOP tentu diperlukan aksesibilitas dan moda transportasi yang baik. Seperti di Gems Gallery, untuk mengakses galeri tersebut, moda transportasi yang tersedia hanyalah taxi. Moda transportasi seperti MRT dan BRT tidak melewati galeri tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya dan kerja sama dengan sektor transportasi dalam penyediaan moda transportasi menuju ke Gems Gallery agar semua kalangan masyarakat dapat menjangkau galeri tersebut. Kemudian dengan sektor perdagangan yang bekerja sama dengan pasar tradisional dan modern dalam pemasaran produk OTOP sehingga masyarakat desa dapat bersaing dengan produk-produk lain serta dapat meningkatkan pendapatannya.
Ditulis oleh: Gea Puspita Hapsari
Staf Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Direktorat Otonomi Daerah
(Instagram: @geapuspitahapsari)