Jika mendengar nama Australia, mungkin yang akan terbayang langsung di benak kita adalah kanguru dan koalanya, atau mungkin juga Opera House di Sydney. Tapi ternyata, masih banyak hal menarik yang patut kita eksplorasi dan pelajari dari Negeri Kanguru ini.
Salah satunya adalah fakta bahwa beberapa tahun lalu, Australia tercatat sebagai satu-satunya negara dengan ekonomi yang maju. Namun, negara ini kurang mendukung kewirausahaan kaum muda, sehingga pemuda sulit mendapatkan dana dari pemerintah. Tapi sekarang, pertumbuhan inovasi dan perusahaan-perusahaan baru oleh anak muda sangatlah pesat.
Alhamdulillah, sebagai bagian dari kawula muda, kami mendapat kesempatan untuk mengikuti Shortcourse Technology-enabled Startup yang diselenggarakan Australia Awards dan Queensland University of Technology serta didukung penuh oleh Pemerintah Australia.
Kursus singkat ini diikuti oleh 20 perwakilan startup (perusahaan baru) di Indonesia serta enam perwakilan Pemerintah Indonesia. Peserta shortcourse ini belajar berkeliling berbagai pusat kegiatan pemuda dan inovasi dari Sydney, Adelaide, dan Brisbane untuk merasakan ekosistem Startup Australia dan menjadi ajang networking yang saling menguntungkan antara pemuda Indonesia dan Australia tentunya.
Entrepreneurship is a need, not a want (Kewirausahaan adalah sebuah kebutuhan, bukan sebuah keinginan). Kata-kata ini langsung terpampang saat kami mengikuti sebuah pembukaan kompetisi startup berbasis teknologi yang diselenggarakan rutin oleh Pemerintah Queensland, Australia, dan Queensland University of Technology. Terlihat jelas bagaimana prioritas dan pandangan sosial yang sedang dibangun. Bahwa untuk maju dan bersaing di masa depan, kita harus berinovasi karena itu adalah kebutuhan, tidak sekadar keinginan semata.
Dalam sebuah sesi pembelajaran dikatakan, membangun startup berarti kita punya kemauan untuk menyelesaikan masalah, dan jika saat ini kita tidak berinovasi dan tidak menyelesaikan masalah (solve a problem) di tempat kita sendiri, maka orang lain akan datang dan kita hanya akan menjadi konsumen. Orang lain yang akan menikmati hasilnya.
Untuk menumbuhkan semangat berinovasi ini, Pemerintah Australia bekerja sama dengan berbagai pihak membuat berbagai even, baik perlombaan atau pembinaan, untuk mahasiswa atau masyarakat yang mempunyai ide untuk berkarya. Para inovator ini sangat dihargai dan didukung bahwa mereka adalah solusi untuk masa depan bagi masyarakat.
Tak hanya itu, mereka juga membuat kompetisi berskala internasional dan membuat atmosfer inovasi tingkat dunia dapat dirasakan oleh pemuda hingga dapat menambah motivasi mereka. Sebagai contoh, setiap tahunnya Pemerintah Queensland mengadakan program HotDesq yang dapat diikuti oleh startup-startup dari seluruh dunia. Bagi yang berhasil memenangkan, akan diberikan tambahan modal cukup lumayan besar. Dengan syarat, startup pemenang wajib belajar atau melakukan kegiatan proyeknya di coworking space (tempat bekerja) yang ada di Quensland minimal enam bulan.
Selain itu, pemerintah juga mengirim wakil perusahaan-perusahaan yang mulai tumbuh (dan diseleksi tentunya) untuk belajar ke luar negeri dan dibiayai, ke Sillicon Valley, Kalifornia, misalnya.
Selain support dari pemerintah, dukungan sosial juga luar biasa baik. Misalnya, dukungan dengan cara memakai/membeli produk hasil karya inovator mereka. Dukungan moral tentunya, di mana para pemuda yang ingin berwirausaha ini sangat dihargai karena akan menjadi “pahlawan” bagi masyarakat dalam artian ingin menghadirkan solusi atas permasalahan yang ada.
Bagaimana dengan kegagalan? Hampir semua founder perusahaan besar dan sukses sekarang itu rata-rata sudah pernah gagal saat coba membangun 4-6 perusahaan sebelumnya. Tapi bukankah gagal dalam mencoba lebih baik daripada duduk diam tanpa melakukan apa-apa?
Indonesia sangat membutuhkan inovasi pemuda untuk dapat bersaing secara nasional dan internasional. Oleh karena itu, mari sambut anak-anak muda yang akan berusaha “menyelesaikan masalah” ini dengan kebanggaan dan dukungan semua pihak untuk mereka.(/ikh)
Tulisan ini juga dimuat pada harian SerambiNews
(Ditulis oleh: Ikhwan Reza, Peserta Shortcourse Technology-enabled Startup yang diselenggarakan Australia Awards, dan Founder www.KepoSyariah.com)