Menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di negeri kincir angin, saya langsung merasakan ada iklim yang sangat berbeda khususnya mengenai cara orang-orang di negeri bertransportasi.
Pemandangan pertama yang tersaji ketika saya keluar dari gerbang terminal kedatangan Bandara Schipol, Amsterdam, adalah plasa luas dan lebar yang ramai dilalui oleh para pejalan kaki, lebar dari jalur pejalan kaki ini bahkan melebihi lebar dari jalan raya tempat kendaraan bermotor (mobil) melintas. Pada plasa ini pulalah tulisan besar "I AM sterdam" berada, spot ini seringkali digunakan oleh wisatawan untuk mengabadikan momen pertama di negeri kincir angin.
Amstedam bukanlah destinasi utama saya, melainkan Wageningen, salah satu kota kecil yang berjarak 90 km dari Amsterdam. Untuk mencapai Wageningen, saya harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta api selama kurang lebih satu jam perjalanan menuju kota besar terdekat, yaitu Ede, karena di Belanda stasiun hanya berada di kota-kota besar. Kemudian dari Ede, menggunakan bus dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Tidak perlu berjalan jauh atau menaiki taksi/bus untuk menuju stasiun kereta api. karena stasiun berada tepat di depan gerbang terminal kedatangan. Dalam istilah ilmu transportasi dan tata kota, konsep ini biasa disebut dengan "Integrated Airport/Station". Hanya tinggal menuruni tangga, maka seketika sudah berada di stasiun bawah tanah (subway station) yang menghubungkan kereta api di seluruh wilayah negeri kincir angin.
Subway Station, Netherlands
Sempat mencari tempat untuk membeli tiket kereta api, ternyata untuk menggunakan transportasi umum di Belanda kita harus memiliki kartu yang bernama "OV-Chipkaart". Kartu ini dapat dibeli di stasiun, maupun supermarket yang ada di sekitar stasiun. Kartu ini berisi saldo yang dapat diisi secara mandiri (self-service) dengan menggunakan mesin top-up yang berada di berbagai tempat di stasiun. Akan sedikit merepotkan memang khususnya bagi orang yang belum familiar dengan hal ini, namun terdapat sisi positifnya yaitu efisiensi waktu dimana penumpang tidak perlu mengantri panjang untuk membeli tiket kereta api.
Tidak perlu menunggu lama, karena setiap saat kereta melintas di stasiun ini, adapun mengenai jadwal kereta dapat dilihat pada layar informasi yang tersedia.
Layar Jadwal Keberangkatan Kereta Api
Sebelum masuk ke dalam kereta, kita diharuskan untuk menge-tap kartu OV-Chipkaart pada mesin tap yang berada di berbagai sudut peron, untuk secara otomatis mencatat tempat awal keberangkatan. Begitu pula saat keluar stasiun, kita diharuskan untuk menge-tap kembali kartu pada mesin tap tersebut dan secara otomatis saldo akan berkurang menyesuaikan dengan jarak yang kita tempuh.
Mesin Tap OV-Chipkaart
Hal sederhana lain yang saya tangkap mengenai transportasi di Belanda adalah tersedianya fasilitas wifi gratis di bandara, kereta dan bus. Fasilitas ini sangat berguna terutama bagi orang yang baru pertama kali tiba di suatu tempat untuk menghubungi kerabat dan memperoleh informasi.
Bersambung ke (Menata Transportasi Ala Negeri Kincir Angin, Bagian 2)